A.SEJARAH JEMBUL
Jembul adalah upacara yang di lakukan setiap
Bulan Dzulqo’dah,pada hari Senin Paing. sebagai
tanda rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas rizki yang dilimpahkan pada
penduduk Kademangan Tulakan. Ki Demang Barata mengadakan upacara syukuran yang
kemudian dikenal dengan sedekah bumi. Arti kata sedekah bumi adalah sedekah (
amal ) adri hasil bumi yang diwujudkan dengan berbagai macam makanan kecil.
Pada hari Jum’at Wage sebelum pelaksanaan
sedekah bumi tersebut, di adakan upacara “MANGANAN” di punden bekas
pertapaan Nya Ratu Kalinyamat,Upacara itu di lakukan untuk mengingat-ingat laku
Tapa Brata yang di lakukan oleh Kanjeng Ratu Kalinyamat ketika menuntut
keadialan atas kematian Suaminya yaitu
Sultan Hadirin yang di bunuh oleh Arya Penangsang Adipati Jipang Panelan.
Upacara Manganan tersebut
Di lakukan oleh semua warga Desa Tulakan,dengan membawa nasi beserta lauk
pauknya ke punden untuk keperluan Selamatan.
Setelah dibacakan tahlil dan do’a secukupnya nasi beserta lauk pauk tadi di
makan bersamam-sama,adapun jika masih ada sisanya di bawa pulang (Di Berkat).
Pada malam Senin Paing
dirumah Kepala Desa di adakan pertunjukan Wayang Kulit Semalaman Penuh.kemudian pada pagi harinya diadakan
ypacara edekah bumi yang sudah melekat dan tersusun secara turun temurun.
Diceritakan bahwa awalnya
Jembul-Jembul tersebut adalah sebagai tanda bakti setia dari murid-murid Ki
Demang Barata yang sudah dengan baik dan bijaksana memimpin kademangan.
Kata “JEMBUL” tersebut berasal dari kata “Jambul” yang berarti Rambut Kepala Bagian Depan. Kata tersebut di ambil seperti sebagaimana ucapan sembah Kanjeng Ratu Kalinyamat sebelum melakukan Tapa Bratanya, yaitu “Ora Pati-Pati Wudar Tapaningsun, Yen Ora Kramas Getihe Lan Keset Jambule Arya Penangsang” yang berarti “ tidak akan menyudahi tapa kalau belum keramas dengan darah dan keset rambut Aryo Panangsang”. Dan dari kata itulah yang ahirnya muncul sebuah Kata JEMBUL Tulakan.
sumber : babad desab Tulakan
Kata “JEMBUL” tersebut berasal dari kata “Jambul” yang berarti Rambut Kepala Bagian Depan. Kata tersebut di ambil seperti sebagaimana ucapan sembah Kanjeng Ratu Kalinyamat sebelum melakukan Tapa Bratanya, yaitu “Ora Pati-Pati Wudar Tapaningsun, Yen Ora Kramas Getihe Lan Keset Jambule Arya Penangsang” yang berarti “ tidak akan menyudahi tapa kalau belum keramas dengan darah dan keset rambut Aryo Panangsang”. Dan dari kata itulah yang ahirnya muncul sebuah Kata JEMBUL Tulakan.
sumber : babad desab Tulakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar